TUGAS "LAPORAN PRAKTIKUM KE YOGYAKARTA"





USAHA BATIK DI JALAN MALIOBORO


1.      Deskripsi Usaha Batik Di Jalan Malioboro

            Perkembangan bisnis di Indonesia ini semakin lama semakin menonjol, hal tersebut mendorong para pengusaha muda untuk berinovasi menciptakan produk yang mampu berdaya saing dengan pasar secara global umumnya. Beberapa budaya bangsa yang kini mulai mencuat ke permukaan menjadi komoditi sebagai pengenalan budaya bagi masyarakat dunia. Dampak ditetapkannya Batik sebagai warisan budaya dunia adalah pengakuan warga dunia terhadap Indonesia akan kekayaan budaya yang dimiliki. Pada sisi lain, industri batik di tanah air juga berkembang pesat seiring banyaknya warga dunia yang menggunakan batik sebagai pakaian resmi ataupun non resmi. Tentu hal ini berdampak pula secara ekonomi bagi pedagang di sepanjang Malioboro yang memang sudah sejak lama menjadikan batik sebagai barang komoditi andalan.
            Batik saat ini mulai dijadikan lahan produksi yang utama terutama bagi masyarakat daerah sekitar Yogyakarta. Keberadaan batik menarik beberapa investor untuk ikut serta dalam menanamkan modal pada bidang usaha ini untuk mendapatkan keuntungan selain disamping pengembangan budaya daerah. Beberapa toko batik yang saya temui di Jl. Malioboro cukup mencengangkan sebab hampir seluruh jajaran pinggiran jalan terdapat banyak penjual batik baik itu yang diset di dalam gedung-gedung perbelanjaan maupun yang dijajakan di pinggiran trotoar. Pedagang-pedagang tersebut bukan hanya warga daerah Malioboro saja akan tetapi berasal dari daerah luar jawa, misalnya dari Padang.
            Dalam berbisnis tidak selalu lancar akan tetapi akan selalu ada hambatan, tergantung pengusaha tersebut menyikapi hambatan tersebut, ada yang beranggapan bahwa hambatan yang ditemuinya adalah masalah akan tetapi bagi sebagian orang hambatan yang ditemuinya adalah sebuah tantangan. Mereka yang beranggapan hambatan sebagai tantangan adalah mereka yang mempunyai semangat tinggi dalam berwirausaha, mereka adalah calon pengusaha sukses. Akan tetapi bagi mereka yang bernggapan hambatan sebagai suatu masalah maka mereka bukanlah pengusaha, sebab pengusaha adalah mereka yang mampu menanggung risiko yang ditemuinya di lapangan dalam proses berwirausaha.
            Hambata-hambatan tersebut bisa dalam beberapa bentuk diantaranya adalah hambatan emosi. Hambatan tersebut dapat mengganggu kemampuan seseorang memecahkan masalah melalui berbagai cara. Beberapa jenis hambatan kreativitas yang tergolong dalam hambatan emosi memiliki ciri takut mengambil resiko, jika dilihat secara umum para pedagang di daerah jalan Malioboro secara keseluruhan menjual batik, segala sesuatu dicirikan dengan ukiran batik. akan tetapi bagi sebagian orang yang berkunjung ke daerah tersebut akan merasa bosan apabila semua dagangan berukirkan batik. secara khusus memang batik perlu dikembangkan akan tetapi harus ada inovasi dalam mengembangkan tema batik tersebut menjadi sesuatu yang menarik. Kebanyakan orang sudah biasa menjajakan dagangan yang sifatnya sudah diketahui oleh orang banyak, jika itu adalah sebuah inovasi seharusnya setiap jenjang ada perubahan dari produk yang dijajakan, misalkan lebih kepada produk makanan yang bercirikan batik.
            Untuk menjadi kreatif, seseorang perlu belajar menghadapi ketidakpastian atau kekacauan, berarti kita harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Pedagang di daerah malioboro harus mampu berpindah dari zona nyaman, mereka harus berani menciptakan inovasi baru untuk menarik hati para wisatawan agar ketika berkunjung yang dibenak mereka bukan hanya batik, akan tetapi budaya lain yang belum terekspos di daerah sekitar Yogyakarta sebagai warisan budaya bangsa.
            Hambatan kultural dan lingkungan senantiasa menjadi sebuah masalah bagi mereka hidup di lingkungan yang bersifat status quo. Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dari yang lain, atau takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan akan dianggap kontroversial. Ketika batik akan diekspose ke publik perlu adanya inovasi, janganlah batik hanya dianggap pakaian saja akan tetapi gunakan batik pada sesuatu yang baru. Kultur yang beranggapan demikian akan menghambat proses pemasaran. Jika memang pada saat sekarang batik menjadi komoditi utama yang diminati para wisatawan dunia, akan tetapi lambat laun yang demikian lambat laun pasti akan mulai memudar. Warga dunia akan merasa bosan dengan batik, mereka perlu sesuatu yang baru dari batik tersebut.
            Hambatan intlektual juga sering muncul dalam suatu usaha. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru. Hal tersebut menginfeksi para pengusaha batik di malioboro. Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi, menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif, terlalu mengandalkan logika, enggan menggunakan intuisi, dan terlalu mengandalkan statistik dan pengalaman masa lalu, sehingga gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.
            Berdasarkan uraian diatas bukanlah bermaksud menghilangkan budaya batik akan tetapi berupaya mengkaji agar tercipta sesuatu yang baru yang dapat mengejutkan warga dunia dengan berbagai inovasi baru hasil karya bangsa Indonesia. Inovasi-inovasi tersebut dituangkan sebagai daya kreativitas masyarakat daerah sekitar Yogyakarta. Dengan tema batik tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu produk yang baru yang mampu berdaya saing dengan pasar dunia.

2.      ANALISIS USAHA MNGGUNAKAN SWOT
            Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
            Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
            Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
            merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)

            merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam  tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)

            merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman)

            merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
            Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dibuat anlisis berdasarkan analisis SWOT sebagai berikut,
 a.      Kekuatan
            Usaha batik yang di jalan Malioboro telah lama dijalankan, bukan hanya itu usaha batik kini sudah mendapat banyak pengakuan dari dunia sebagai warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Sehingga banyak orang yang sengaja membeli batik di daerah yang memang sudah terkenal kualitas batiknya. Batik bukan lagi pakain daerah bagi sebagian masyarakat tradisional akan tetapi batik sudah menjadi trand bagi sebagian kalangan orang, di dunia sendiri batik sudah menjadi pakaian yang paling banyak diminati terkait ukiran berupa kerajianan tangan yang patut dihargai.
            Batik yang dibuat asli di Jawa Tengah memiliki perbedaan dan cirri khas tertentu sehingga tidak akan ditiru oleh pengrajin di daerah manapun sekalipun itu dari negara luar. Bagi wisatawan yang berkunjung untuk berekreasi ke Jawa Tengah terutama Borobudur tidak akan merasa puas jika tidak berbelanja batik di Malioboro. Jika pergi ke Yogyakarta tanpa datang ke Malioboro tidak akan terasa wisata belanjanya.
b.      Kelemahan
            Usaha batik yang digeluti di jalan Malioboro tidak hanya pengusaha asli Malioboro saja akan tetapi pengusaha dari luar pun ikut berdagang di Malioboro. Sehingga mayoritas pengusaha batik di malioboro berasal dari luar terutama dari daerah Padang, pengusaha dari Padang tersebut memiliki kemampuan dalam berbisnis, penguasaan pasarnya sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan kebiasaan merantau ke negeri orang, sehingga kemampuan dalam mengambil risiko sangat baik. Akan tetapi bagi masyarakat Malioboro yang cenderung kurang dalam berbisnis sehingga perlu kekuatan yang lebih bagi masyarakat Malioboro dalam menarik pelanggan terutrama dalam penguasaan pasar.

c.       Peluang
Peluang bisnis yang sangat baik bagi pengusaha batik di jalan malioboro, hal tersebut didorong oleh kekuatan pasar yang sangat baik terutama batik sudah menjadi komoditi utama saat ini. Batik tidak hanya dikemas dalam bentuk pakaian saja akan tetapi batik kini dikemas dalam berbagai bantuk barang, misalnya batik dalam bentuk sandal dan berbagai bentuk barang lainnya.
d.      Ancaman




            Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan selalu berubah seiring kebutuhan setiap perubahan tersebut. suatu saat batik memungkinkan tidak akan menjadi komoditi utama terkait dengan keinginan dari konsumen itu sendiri, sehingga perlu kesiapan dari wirausahawan dalam batik untuk melakukan inovasi dalam kemasan batik tersebut, sehingga konsumen tidak akan merasa bosan dengan batik yang dikenal sebagia warisan budaya Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar