Ukir Sejarah, Optimalkan Potensimu !!!: Pengembangan Kurikulum: BAB II Model dan Organisasi Pengembangan Kurikulum 2.1 Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendekatan dapat diartikan s...
Read Users' Comments (0)RUMAH TRADISIONAL JEPANG
16.56 | Label: Tentang JEPANG
INTERIOR RUMAH TRADISIONAL JEPANG
Interior dan pemilihan bahan rumah Jepang Tradisional ini pun masih sama napas cita rasanya. Dinding-dinding tipis, nyaris tidak bermateri (kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan). Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju,tetapi sikap Shinto satu dengan alam tetap dimenangkan.
Maka perhatikan gambar dibawah ini terlihat tampak ciri ke Jepangan pada bangunan dan perabot rumah itu.
Perhatikan dinding-dinding, lantai dan langit-langit. Semua serba bidang polos, dapat dikatakan tanpa hiasan apapun. Satu-satunya “hiasan” hanyalah permainan garis-garis lurus dan bidang-bidang murni. Ditambah gambar bergaya sangat hekmat goresan, kaligrafi sajak satu saja di ruang utama dengan tokonominya.
Dalam ruang utama, tempat penerimaan tamu, dibuat panggung kecil yang berdinding mundur sebagai tempat keramat, suatu fokus, tempat orientasi diri psikologis dalam rumah, yang disebut tokonoma. Kadang-kadang lukisan diganti dengan yang lain, atau dipajang satu syair dengan seni kaligrafi indah, demi percakapan tentang puisi atau tukar-menukar kearifan, pengetahuan budaya.
Ruang Panti minum Bosen , dari biara Kohoran. Lihatlah bagaimana sekian unsur kontras bermain dalam melodi tesa-antitesa-sintesa:
1. Luar dan Dalam.
2. Garis bidang geometrik lurus-datar-ketat dan bentuk-bentuk organik luwes.
3. kebersihan polos netral warna di dalam dan yang serba variasi warna-warni di luar.
Denah Rumah tradisional Jepang dengan pembagian ruang yang berbentuk sederhana yaitu kotak atau persegi. Manusia modern abad ke 20 memang sedang gandrung pada segala hal yang geometris. Tetapi geometriks yang menyentuh kalbu hati. Dan apa yang menjadi kenyataan budaya arsitektur dari seorang tokoh dan perintis arsitektur modern, Mies Van der Rohe? Mies van der Rohe merumuskannya demikian: “semakin sedikit semakin baik”. Tetapi perumusan yang menjadi tersohor itu praktis sudah dikerjakan berabad-abad oleh orang-orang yang berjiwa Shinto dan Budha Zen.
Interior dan pemilihan bahan rumah Jepang Tradisional ini pun masih sama napas cita rasanya. Dinding-dinding tipis, nyaris tidak bermateri (kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan). Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju,tetapi sikap Shinto satu dengan alam tetap dimenangkan.
Maka perhatikan gambar dibawah ini terlihat tampak ciri ke Jepangan pada bangunan dan perabot rumah itu.
Perhatikan dinding-dinding, lantai dan langit-langit. Semua serba bidang polos, dapat dikatakan tanpa hiasan apapun. Satu-satunya “hiasan” hanyalah permainan garis-garis lurus dan bidang-bidang murni. Ditambah gambar bergaya sangat hekmat goresan, kaligrafi sajak satu saja di ruang utama dengan tokonominya.
Dalam ruang utama, tempat penerimaan tamu, dibuat panggung kecil yang berdinding mundur sebagai tempat keramat, suatu fokus, tempat orientasi diri psikologis dalam rumah, yang disebut tokonoma. Kadang-kadang lukisan diganti dengan yang lain, atau dipajang satu syair dengan seni kaligrafi indah, demi percakapan tentang puisi atau tukar-menukar kearifan, pengetahuan budaya.
Ruang Panti minum Bosen , dari biara Kohoran. Lihatlah bagaimana sekian unsur kontras bermain dalam melodi tesa-antitesa-sintesa:
1. Luar dan Dalam.
2. Garis bidang geometrik lurus-datar-ketat dan bentuk-bentuk organik luwes.
3. kebersihan polos netral warna di dalam dan yang serba variasi warna-warni di luar.
Denah Rumah tradisional Jepang dengan pembagian ruang yang berbentuk sederhana yaitu kotak atau persegi. Manusia modern abad ke 20 memang sedang gandrung pada segala hal yang geometris. Tetapi geometriks yang menyentuh kalbu hati. Dan apa yang menjadi kenyataan budaya arsitektur dari seorang tokoh dan perintis arsitektur modern, Mies Van der Rohe? Mies van der Rohe merumuskannya demikian: “semakin sedikit semakin baik”. Tetapi perumusan yang menjadi tersohor itu praktis sudah dikerjakan berabad-abad oleh orang-orang yang berjiwa Shinto dan Budha Zen.
Washitsu adalah ruang
beralaskan tatami dalam bangunan tradisional Jepang. Ada beberapa aliran dalam
menyusun tatami sebagai alas lantai. Dari jumlah tatami yang dipakai dapat
diketahui ukuran luas ruangan. Dari sejumlah washitsu yang ada di dalam
bangunan (rumah) terdapat satu washitsu utama.
Setiap ruangan bisa menjadi ruang tamu, ruang makan, belajar, atau kamar tidur. Hal ini dimungkinkan karena semua perabotan diperlukan adalah portabel, yang disimpan dalam oshiire (bagian kecil dari rumah yang digunakan untuk penyimpanan).
Setiap ruangan bisa menjadi ruang tamu, ruang makan, belajar, atau kamar tidur. Hal ini dimungkinkan karena semua perabotan diperlukan adalah portabel, yang disimpan dalam oshiire (bagian kecil dari rumah yang digunakan untuk penyimpanan).
Fungsi washitsu berubah
bergantung kepada alat rumah tangga yang dipakai. Washitsu berubah menjadi
ruang belajar bila diletakkan meja. Washitsu menjadi ruang tidur bila
diletakkan futon(matras tidur). Meja besar dikeluarkan bila washitsu ingin
digunakan untuk jamuan makan.
Ada dua macam benda yang dapa digunakan untuk memberikan sekat-sekat pada washitsu, yaitu fusuma dan shoji.
Fusuma adalah panel berbentuk persegi panjang yang dipasang vertikal pada rel dari kayu, dapat dibuka atau ditutup dengan cara didorong. Kegunaannya sebagai pintu dorong atau pembatas ruangan pada washitsu.
Seperti halnya shoji, fusuma dipasang di antara rel kayu, rel bagian atas disebut kamoi dan rel bagian bawah disebut shikii. Rangka dibuat dari kayu dan kedua sisi permukaannya dilapis dengan washi, kain (serat alami atau serat sintetis), atau vinil.Bila kertas pelapis sudah rusak atau sekadar ingin berganti suasana, kertas lama bisa dilepas dan diganti dengan kertas baru. Kedua belah permukaan fusuma dipasangi hikite yang berfungsi seperti pegangan pintu sewaktu mendorong fusuma.
perbedaan antara fusuma dan shoji adalah fusuma tidak dapat ditembus cahaya sedangkan shoji dapat ditembus cahaya.
Ada dua macam benda yang dapa digunakan untuk memberikan sekat-sekat pada washitsu, yaitu fusuma dan shoji.
Fusuma adalah panel berbentuk persegi panjang yang dipasang vertikal pada rel dari kayu, dapat dibuka atau ditutup dengan cara didorong. Kegunaannya sebagai pintu dorong atau pembatas ruangan pada washitsu.
Seperti halnya shoji, fusuma dipasang di antara rel kayu, rel bagian atas disebut kamoi dan rel bagian bawah disebut shikii. Rangka dibuat dari kayu dan kedua sisi permukaannya dilapis dengan washi, kain (serat alami atau serat sintetis), atau vinil.Bila kertas pelapis sudah rusak atau sekadar ingin berganti suasana, kertas lama bisa dilepas dan diganti dengan kertas baru. Kedua belah permukaan fusuma dipasangi hikite yang berfungsi seperti pegangan pintu sewaktu mendorong fusuma.
perbedaan antara fusuma dan shoji adalah fusuma tidak dapat ditembus cahaya sedangkan shoji dapat ditembus cahaya.
Sandal rumah harus dilepas sebelum memasuki washitsu. Lantai washitsu berupa tatami. Tatami adalah semacam tikar yang berasal dari Jepang yang dibuat secara tradisional. Tatami dibuat dari jerami yang sudah ditenun, namun saat ini banyak Tatami dibuat dari styrofoam. Tatami mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, dan sekelilingnya dijahit dengan kain brokade atau kain hijau yang polos.
Pada mulanya, Tatami adalah barang mewah yang dapat dimiliki orang kaya. Saat itu kebanyakan rumah orang miskin tidak memiliki lantai, melainkan tikar. Tatami kemudian menjadi populer diabad ke-17.
GENKAN
Salah satu ciri
rumah Jepang adalah genkan.Genkan adalah tempat di mana orang melepas sepatu
mereka. Ketika mereka melepaskan sepatu mereka, orang-orang melangkah naik ke
lantai yang lebih tinggi dari genkan. Disamping genkan terdapat sebuah rak atau
lemari disebut Getabako di mana orang dapat menyimpan sepatu mereka. Sandal
untuk dipakai di rumah juga tersimpan di sana.
TOILET JADUL
MODERN
Toilet
tradisional jepang (washiki) adalah kloset jongkok -juga dikenal sebagai kloset
Asia. Kebanyakan kloset jongkok di Jepang terbuat dari porselen. Para pengguna
toilet di Jepang kebalikan dari Indonesia dimana mereka menghadap ke dinding di
belakang toilet pada gambar terlihat di sebelah kanan. Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang berada di permukaan
lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm
Yang terakhir ini lebih mudah digunakan bagi agan-agan untuk buang air kecil
sambil berdiri.
DAPUR
Ada dua jenis
dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan tungku dan yang kedua
dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama menggunakan kayu bakar.
BAGIAN LAIN
Di pinggir
rumah terdapat Roka (bagian berlantai kayu, yang mirip dengan lorong-lorong).
Atap rumah
tradisional di Jepang terbuat dari kayu dan tanah liat, dengan ubin atau
jerami.
Dalam taman Jepang tidak dikenal garis-garis lurus
atau simetris. Taman Jepang sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun
elemen yang menjadi dominan. Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser
agar tidak tepat berada di tengah.Taman Jepang berukuran besar dilengkapi
dengan bangunan kecil seperti rumah teh, gazebo, dan bangunan pemujaan (kuil).
Di antara gedung dan taman kadang-kadang dibangun ruang transisi berupa beranda
sebagai tempat orang duduk-duduk. Dari beranda, pengunjung dapat menikmati
keindahan taman dari kejauhan.
Walaupun elemen-elemen dasar dan prinsip yang
mendasari desain taman dapat berbeda-beda, tema-tema tertentu dapat dijumpai di
berbagai jenis taman.Tema-tema yang umum adalah kombinasi dari elemen-elemen
dasar seperti batu-batu, pulau kecil, dan pepohonan untuk melambangkan
kura-kura dan burung jenjang yang keduanya merupakan lambang umur panjang di
Jepang. Pulau kecil di tengah kolam dibangun seperti bentuk kura-kura atau
diletakkan batu yang melambangkan kura-kura di tepian. Tema lain yang populer
adalah Gunung Fuji atau miniatur lanskap-lanskap terkenal di Jepang.
Taman jepang memiliki elemen dasar antara lain. air
(melambangkan kesucian dan kehidupan), Tanaman (melambangkan keabadian), dan
Batu (melambangkan alam). Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena
dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun.
SUMBER : www.kaskus.us
semua tentang jepang: Dampak Tsunami di Industri Elektronik Jepang
semua tentang jepang: Dampak Tsunami di Industri Elektronik Jepang: Raksasa perusahaan elektronik seperti Sony, Sharp, Canon, Genesis turut terkena dampaknya. Minggu, 13 Maret 2011, 11:43 WIB M...
Read Users' Comments (0)Pakaian Adat JEPANG
16.17 | Label: Tentang JEPANG
PAKAIAN ADAT JEPANG
Kimono
(着物) adalah pakaian
tradisional Jepang. Kata ini berasal dari dua kata yaitu ki (着) dari kata kiru (着る) yang berarti pakai atau
memakai dan mono (物) untuk menyebut barang. Terdapat banyak macam dan variasi dari kimono.
Penggunaannya pun dapat berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi serta
status orang yang mengenakan kimono tersebut. Umumnya dewasa ini kimono hanya
digunakan pada kesempatan khusus. Penngunaan kimono sebagai pakaian sehari-hari
hanya populer hingga tahun 1960-an. Sejak saat itu hingga kini masyarakat
Jepang mulai beranjak ke pakaian barat (disebut juga youfoku) yang mulai masuk
ke Jepang sejak jaman Meiji.
Kimono wanita
1. Furisode (振袖)
Adalah jenis kimono formal yang diperuntukan untuk wanita muda yang belum
menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah bukaan pada ketiak yang membentuk
kantong tidak berjahit (tamato). Tamato ini dibuat memanjang ke bawah hingga
mata kaki. Selain itu, ciri khas lainnya adalah warnanya yang umumnya cerah
atau warna pastel dengan motif bunga, tanaman, keindahan musim, hewan atau
burung. Furisode adalah pakaian paling formal untuk wanita yang belum menikah.
Karena itu, biasanya hanya digunakan untuk menghadiri acara resmi seperti pesta
pernikahan, omiai dan upacara resmi lainnya seperti saijin shiki, wisuda atau
upacara setelah wisuda (shaokai).
Furisode juga merupakan pakaian yang digunakan sebagai baju pengantin wanita.
Penggunaan firisode sebagai baju pengantin dipadukan dengan sebuah mantel yang
disebut uchikake. Pakaian pengantin ini (furisode+uchikake) disebut hanayome
ishō. Furisode untuk pakaian pengantin agak berbeda dari furisode biasa dari
warnanya yang lebih cerah dan motif yang digunakan umumnya dipercaya
mendatangkan keberuntungan seperti motif burung jejang. Shiromuku adalah
sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih
bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.
Berdasarkan
lebar lengan, furisode terdiri dari tiga jenis: ōburisode (furisode besar,
lebar lengan sekitar 114 cm), chūburisode (furisode sedang, lebar lengan dari
90 cm hingga sekitar 102 cm), dan koburisode (furisode kecil, lebar lengan dari
70 cm hingga sekitar 80 cm).
2. Tamesode (貯め袖)
Adalah kimono paling formal yang digunakan oleh wanita yang sudah menikah. Berdasarkan warna kain, tamesode dibedakan atas kurotamesode (tamesode hitam) dan irotamesode (tamesode berwarna).
Kurotamesode hanya dikenakan sebagai pakaian formal ke pesta pernikahan sanak keluarga, pesta-pesta, serta upacara yang sangat resmi. Bahan untuk kurotomesode adalah kain krep hitam tanpa motif tenun. Corak pertanda keberuntungan seperti burung jejang atau seruni berada pada bagian bawah kimono. Posisi corak kain disesuaikan dengan usia pemakai, semakin berumur pemakainya, corak kain makin diletakkan di bawah. Lambang keluarga berjumlah lima buah: satu di punggung, sepasang di belakang lengan, dan sepasang di dada bagian atas.
Irotamesode juga dibuat dari kain krep berwarna,
bisa dengan motof tenun atau tanpa motif tenun. Lambang keluarga umumnya berada
di tiga tempat yaitu di punggung dan dikedua lengan bagian belakang atau cukup
dengan satu lambang keluarga di punggung. Umumnya irotamesode digunakan untuk
menghadiri pesta pernikahan sanak saudara, pesta dan upacara resmi. Untuk pesta
atau acara pernikahan di Istana juga harus memakai irotamesode, karena
kurotamesode yang berwarna hitam identik dengan warna duka. Irotamesode juga
dapat digunakan oleh wanita yang belum menikah tapi sudah berumur dan tidak
ingin memakai homongi.
3. Homongi (訪問着) Adalah kimono formal yang dapat digunakan baik oleh wanita yang sudah menikah
atau belum menikah. Tingkat formalitasnya satu tingkat dibawah irotamesode.
Homongi dipakai sewaktu diundang ke pesta pernikahan yang bukan diadakan sanak
keluarga, upacara minum teh, merayakan tahun baru, dan pesta-pesta. Sewaktu
membeli kimono, pemakai bisa memesan lebar lengan kimono sesuai keinginan.
Wanita yang belum menikah memakai homongi dengan bagian lengan yang lebih
lebar.Ciri khas homongi disebut eba (絵羽) yakni corak kain yang saling tepat bertemu di
perpotongan kain (bagian jahitan kimono).
4. Tsukesage (着け下げ) Adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut
tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi.
Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk
menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta
resmi, atau merayakan tahun baru.
5. Komon (顧問) adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas
kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang
berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu
dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.
6. Tsumugi (紬) adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang
sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan
untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang
dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra
kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan
untuk bekerja di ladang.
7. Iromuji (色無地) adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji
tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas
kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung,
bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan
bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau
warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan
untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup
dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.
8. Yukata (浴衣) adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk
kesempatan santai di musim panas.
Kimono pria
1.
montsuki
Kimono pria yang dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam. Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
Kimono pria yang dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam. Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
2. kinagashi
Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi.
Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi.
sumber : www.kaskus.co.id
Ciar-ciar: Ada Politik di Balik Penangkapan Raffi Ahmad?
Ciar-ciar: Ada Politik di Balik Penangkapan Raffi Ahmad?: Sejumlah artis yang adalah kader Partai Amanat Nasional (PAN) ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN), Minggu, 27 Januari 2013 pagi, tepat...
Read Users' Comments (0)Ciar-ciar: Menpora Baru Kita Roy Suryo
Ciar-ciar: Menpora Baru Kita Roy Suryo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menunjuk Roy Suryo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Andi Alfian Mallarangeng....
Read Users' Comments (0)BUDAYA SUNDA
Baju Adat Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat yang ibukota Provinsi nya terletak di Bandung mempunyai beberapa suku, diantaranya Suku Sunda sebagai suku mayoritas dan suku Badui yang dibedakan menjadi Suku Badui Dalam dan Suku Badui Luar. Beikut ini adalah informasi penting mengenai pakaian adat Jawa Barat untuk pria dan wanita :
PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :
- Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut dengan JAS TAKWA.
- Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif bebas.
- Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
- Penutup kepala / BENDO
- Kalung
- Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
- Alas kaki atau selop
- Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA
PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :
- Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik
- Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
- Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk mengancangkan kain KEBAT DILEPE
- Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
- Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
- kalung
- Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya
sumber : carapedia.com
Seputar BUDAYA
Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”. Orang Korea sangat bangga memakai Hanbok, karena Hanbok merupakan identitas pakaian tradisional mereka. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek).
1. Jeogori atau atasan
Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Di Masa Jeoseon Akhir, bentuk jeogori hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun bagian depannya lebih panjang hingga menutupi area dada.
2. Chima atau rok
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can see untuk mempermudah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita pemakainya. Hal ini sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang Korea zman dulu. Namun, bentuknya yang longgar membuat pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk berhormat kepada orang.
3. Otgoreum (Cloth Strings)
Otgoreum adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang ke rok atau chima.
5. Durumagi
Awalnya durumagi dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka. Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai luaran dikala angin sedang berhembus dingin-dinginnya.
6. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap membuat pemakainya tetap hangat. Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.
7. Changot
Di zaman Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau prang terpandang. Merupakan varian lain hanbok selain hanbok yang biasa kita lihat.
8. Hanbok Pria
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya sepanjang pinggang bahkan lebih panjang. Namun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri. Sedangkan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai.
Baji atau celana, sebelum zaman Jeoseon,bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. Baji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.
9. Hakjangui
Ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa Jeoseon. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.
10. Shimui
Hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di wajtu senggang atau pada saat beristirahat. Shim (심) berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian ilmuwan ini, dilihat dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif. Seperti melukis atau ilmu filsafat.
11. T’eol Magoja
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus Korea di zaman Jeoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria, dan kembali lagi ke Korea dengan menggunakan pakaian jenis ini. Pakaian ini di dalamnya dilapisi bulu. Juga sebagai simbol kemewahan.
12. Gat
Gat adalah jenis topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria pada saat pergi keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting. Gat memiliki pinggiran yang luas dan lebar yang dinamakan yangtae, dan bagian tengahnya berbentuk tabung tinggi. Pengencang gat adalah tali yang diikatkan di bagian bawah dagu. Orang Korea telah mengenakan gat semenjak Zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668 M) untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan. Pada pertengahan zaman Dinasti Jeoseon (abad 16-17), gat dikenakan sebagai lambang status sosial oleh kaum bangsawan dan ilmuwan dan bagian penting dari pakaian sehari-hari. Gat dipandang sebagai alat yang membedakan bangsawan dengan mereka yang tak berbudaya.
13. Jipsin
Jipsin (짚신) adalah jenis sepatu tradisional khas Korea yang terbuat dari bahan jerami. Istilah jipsin juga diberikan untuk sepatu tradisional yang terbuat dari bahan kain dan rami. Sepatu jipsin diperkirakan telah dikenakan oleh orang Korea sejak zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668- M). Dalam beberapa lukisan kuno, sering digambarkan seorang pengelana yang bepergian menggantungkan sepatu jeraminya di punggung. Di masa Dinasti Jeoseon (1397-1910) sebagian besar rakyat menjadikan jipsin sebagai alas kaki mereka sehari-hari. Karena pada masa itu, rakyat Korea sebagian besar bekerja di bidang pertanian, bahan jerami untuk membuat jipsin dapat dengan mudah ditemukan. Biasanya mereka membuat jipsin pada musim dingin, saat tidak turun ke ladang untuk bercocok tanam.
Bagaimana dengan pakaian adat di Indonesia?
SUMBER : http://wenitasya.wordpress.com
Kompor Magnet Solusi dari Karya Anak Bangsa
Bandung, UPI
Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan makin mahalnya harga gas elpiji ternyata bisa berdampak positif bagi mereka yang memiliki kreativitas dan kemauan untuk berinovasi. Ganjar Candra Sumindar adalah satu di antaranya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UPI ini berhasil menemukan kompor yang tidak memerlukan bahan bakar minyak maupun gas elpiji dalam penggunaannya.
Kompor Magnet atau Komnet memanfaatkan induksi elektromagnetik yang dikendalikan oleh chip mikrokontroler yang memakai energi listrik. Perbedaan dengan kompor listrik adalah komnet ini tidak memiliki pijar yang ada pada kompor listrik sehingga lebih aman. Mekanisme kerja kompor magnet cukup sederhana. Energi listrik dialirkan ke kumparan induksi sehingga membangkitkan medan magnet. Adanya medan magnet ini akan membangkitkan arus dan menghasilkan panas. Pengubahan energi listrik ke energi panas berlangsung secara efektif, hampir tidak ada energi yang terbuang, sehingga dengan daya yang kecil kompor ini bisa lebih cepat mendidihkan air dibandingkan kompor gas.
Kompor inovatif ini menarik perhatian dari beberapa pihak televisi swasta yang ingin mengangkat karya anak bangsa, diantaranya adalah acara Radio Show di TVone dan Laptop Si unyil di Trans 7. Pengambilan gambar untuk Laptop si Unyil yang dilakukan pada tanggal 4 Desember yang lalu di Gedung FPTK. Pengambilan gambar sendiri dilakukan di beberapa tempat yaitu laboraturium Elektronika dasar dan Lobby gedung FPTK.
Ganjar yang kami temui ketika pengambilan gambar untuk program acara Laptop si unyil mendemokan teorinya dengan meletakan kertas di bawah alat penggorengan dan tidak terbakar, dan kami pun mencoba menyentuh alat masaknya dan ternyata
tidak terasa panas sedikitpun. Jadi dengan Komnet para orang tua tidak perlu khawatir anak-anak berada di sekitar mereka pada saat memasak.
Kelebihan lain dari Komnet adalah lebih irit. Konsumsi pemakaian daya listrik hanya setengah dari komsumsi daya kompor listrik. Jika dibandingkan dengan pemakaian kompor gas (tabung 3 kg) dengan biaya Rp. 2.700/hari dan kompor minyak tanah dengan biaya Rp.9.000/hari, maka dengan Komnet biaya bisa ditekan menjadi hanya Rp.720/ hari. Selain dari segi biaya, komnet ini lebih aman ,ramah lingkungan dan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Saat ini, Komnet sudah diproduksi beberapa unit dan mulai dipasarkan dengan kisaran harga Rp. 700.000 sampai Rp.1.5 juta. Jika dibandingkan dengan harga kompor konvensional harga KOMNET ini masih jauh lebih mahal, namun dengan sekian banyak kelebihannya bisa menjadi salah satu solusi untuk mengahadapi kelangkaan dan ketergantungan kita terhadap bahan bakar minyak tanah maupun gas elpiji. (Aldy Wiryadi G, Aziz M dan M.Arifin, Kelas Mata Kuliah Sistem Broadcasting Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan)
sumber : www.upi.edu
Read Users' Comments (0)
Seputar PENDIDIKAN
Selasa, 18/12/2012 19:07 WIB
Pendaftaran SNMPTN 2013 Dibuka, Sekolah Pemalsu Data Bakal Disanksi
"Kami akan melakukan verifikasi secara ketat. Kalau ada sekolah terbukti tidak jujur dan merekayasa nilai siswa untuk ikut SNMPTN undangan akan di-blacklist," kata Panitia SNMPTN Wilayah Yogyakarta, Prof Dr Nurfina Aznam, saat sosialisasi di gedung Graha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (18/12/2012).
Tidak hanya di-blacklist lanjut Nurfina, sekolah yang bersangkutan juga akan dikenakan sanksi tidak boleh mengikuti SNMPTN jalur undangan pada tahun berikutnya. Hal ini akan dilakukan panitia setelah melakukan verifikasi data dan pembuktian bila benar-benar terbukti melakukan pelanggaran.
"Sekolah harus bisa menjaga kredibilitas dan kejujuran dalam merekomendasikan siswa yang akan mengikuti SNMPTN undangan tahun ini sesuai dengan kemampuan siswa," katanya.
Menurut dia, saat ini seluruh Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia diinstruksikan melakukan sosialisasi mengenai penyelenggaraan jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2013 kepada semua SMA yang sederajat. Sebanyak 61 PTN seluruh Indonesia serentak melakukan sosialisasi ke seluruh kepala sekolah.
Pihak kepala sekolah diminta mengisi data rapor siswa melalui Pangkalan Data Siswa Sekolah (PDSS) mulai Senin (17/12/2012) hingga 8 Februari 2013. Seluruh data rapor siswa SMA sederajat akan terhimpun dan dipergunakan panitia pelaksana SNMPTN menyeleksi masuk jalur undangan.
Selanjutnya jadwal pendaftaran jalur undangan atau SNMPTN 2013 dimulai tanggal 1 Februari hingga 8 Maret 2013. Proses seleksi digelar pada 9 Maret hingga 27 Mei 2013. Pengumuman hasil seleksi 28 Mei 2013 dan pendaftaran ulang siswa yang lulus seleksi 11-12 Juni 2013.
Menurut dia, untuk tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2012 lalu ada pembatasan pendaftar berdasarkan akreditasi sekolah dan pendaftar dikenai biaya pendaftaran. Untuk tahun ini batasan-batasan itu semakin longgar. Seluruh siswa berhak mendaftar bila mendapatkan rekomendasi sekolah.
"Pendaftaran jalur undangan SNMPTN 2013 bersifat gratis tanpa dipungut biaya," katanya.
Untuk tahun ini ada 3 jalur penerimaan, yakni SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan jalur Ujian Mandiri (UM). SNMPTN diselenggarakan pemerintah dengan kuota minimal 50 persen. SBMPTN diselenggarakan oleh Majelis Rektor PTN dengan kuota minimal 30 persen dan ujian yang diselenggarakan masing-masing PTN kuota maksimal 20 persen.
Sumber : detikNews
Read Users' Comments (0)
Langganan:
Postingan (Atom)